Mempawah, 21 November 2025 — (TeFa) Budidaya Perikanan Politeknik Negeri Pontianak (POLNEP) kembali menunjukkan keberhasilannya dalam menerapkan teknologi budidaya udang secara berkelanjutan melalui sistem bioflok. Pada Jumat, 21 November 2025, tim riset POLNEP bersama mitra strategis berhasil melakukan panen parsial kedua budidaya udang vanamei dengan hasil yang sangat memuaskan.
Panen parsial pertama menghasilkan 505,9 kg udang dengan size 84 (84 ekor per kilogram), sementara panen parsial kedua menghasilkan 459,65 kg dengan size 63,2. Total hasil panen mencapai 965,55 kg, yang seluruhnya dibeli oleh PT. Pulau Mas Khatulistiwa Pontianak, mitra strategis yang fokus pada pasar ekspor udang berkualitas tinggi.
Panen berlangsung di kolam petak penelitian teaching factory Akuakultur Politeknik Negeri Pontianak yang berlokasi di Kabupaten Mempawah. Kegiatan panen ini dihadiri oleh sejumlah pihak penting, antara lain:
• Tim Peneliti POLNEP
• Bapak Afrizal, perwakilan CV. Anugerah Akuatik Borneo selaku mitra riset
• Bapak Fuad dari De Heus, penyedia pakan berkualitas
• Perwakilan PT. Pulau Mas Khatulistiwa.
• Serta mahasiswa Program Studi Budidaya Perikanan Polnep yang terlibat aktif dalam proses produksi
Panen parsial dilakukan sebagai bagian dari manajemen budidaya intensif berbasis bioflok. “Panen parsial bertujuan untuk mengurangi kepadatan populasi udang di dalam tambak. Jika kepadatan terlalu tinggi, pertumbuhan udang akan melambat, terjadi persaingan oksigen pada malam hari, dan kandungan oksigen terlarut bisa turun drastis. Hal ini juga meningkatkan risiko stres dan penyakit pada udang.” jelas Ketua Tim Riset Politeknik Negeri Pontianak, Dr. Ir. H. Widodo PS, S.T., M.T., MCE. “
Dengan menerapkan prinsip ekonomi biru dan Good Aquaculture Practices (GAP), sistem bioflok yang dikembangkan POLNEP tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga menjaga kualitas lingkungan dan kesehatan udang. Udang hasil panen bebas antibiotik, memiliki daging padat, dan memenuhi standar mutu ekspor.
Keberhasilan panen ini memperkuat posisi Polnep sebagai pusat inovasi dan pengembangan akuakultur modern di Kalimantan Barat, sekaligus membuktikan bahwa model Teaching Factory berbasis riset terapan mampu menghasilkan produk komersial sekaligus menjadi sarana pembelajaran bagi mahasiswa dan masyarakat.
“Proses produksi yang melibatkan mahasiswa mulai dari persiapan kolam hingga panen menjadi wujud nyata integrasi pendidikan vokasi dengan industri. Kami sangat berterimakasih kepada Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang telah mendanai penelitian kami ini melalui Skema Riset Kolaboratif Berdikari,” tambah Ketua Tim Riset Politeknik Negeri Pontianak.
Dengan dukungan mitra industri dan pemerintah, POLNEP berkomitmen untuk terus mereplikasi model bioflok ini kepada pembudidaya UMKM dan SMK pesisir, guna mendorong ketahanan pangan, pemberdayaan ekonomi lokal, dan keberlanjutan ekosistem pesisir di Kalimantan Barat.