by ully sartika 3 jam dari sekarang 0 comments 57 views
Proses pengeringan pada daun kratom merupakan salah satu aspek kunci yang sangat berperan untuk menghasilkan bubuk kratom berkualitas tinggi. Tim peneliti di Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Pontianak (Polnep) telah mengembangkan alat pengering daun kratom yang berbasis fluidized bed. Dengan teknologi tepat guna ini, efisiensi proses pengeringan dan kualitas bubuk daun kratom dapat ditingkatkan, sehingga memberikan manfaat signifikan bagi para produsen kratom dalam meningkatkan daya saing produk di pasar global.
Daun kratom merupakan salah satu komoditas unggulan ekspor potensial bagi Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Permintaan pasar global pada tahun 2022 dapat mencapai 8.206,70 ton. Berdasarkan informasi dari salah satu perusahan eksportir bubuk daun kratom di Pontianak, untuk perusahaannya saja di tahun 2025 ini, permintaan dari luar negeri mencapai 100 ton per bulan, tetapi hanya terpenuhi sebanyak 12,5 ton per bulan.
Abdi Redha, S.P., M.P. sebagai Ketua Tim Peneliti, menjelaskan bahwa berdasarkan observasi dan survei yang telah dilakukan, untuk pengembangan produk kratom ini masih mengalami kendala pada proses pengeringan yang saat ini masih banyak dilakukan secara tradisional oleh petani kratom dengan menggunakan panas matahari. Cara ini membutuhkan durasi waktu pengeringan yang lama hingga 3 hari jika cuaca baik (tidak ada hujan), dan sangat rentan terhadap kontaminasi mikrobiologis sepert E. Coli dan Salmonella. Hal ini akan sangat berdampak pada kualitas bubuk kratom yang akan diekspor.
Lebih Jauh Abdi Redha memaparkan bahwa alat pengering daun kratom berbasis fluidized bed ini, prinsip dasarnya adalah mengalirkan udara panas melalui partikel bahan yang ditempatkan dalam wadah, sehingga partikel tersebut terangkat dan bergerak dalam aliran udara, menciptakan efek 'fluidisasi'. Penerapan teknologi ini mampu mempercepat waktu pengeringan, sehingga dapat mengolah daun lebih banyak dan menghasilkan bubuk kratom yang lebih besar jumlahnya. "Sebenarnya sistem fluidized bed merupakan salah satu teknologi pengeringan modern yang banyak digunakan dalam industri pangan dan farmasi," ujarnya. Selanjutnya ke depan, keberhasilan dalam pengembangan alat pengering ini dapat memberikan dampak pada perkembangan komoditas ekspor bubuk kratom dan daya saing kratom di tingkat global serta memberikan dampak sosial dalam memberdayakan komunikas lokal, peningkatan kesejahteraan, dan menciptakan kebanggan lokal.
Alat pengeringan daun kratom yang dikembangkan oleh tim peneliti ini merupakan salah satu bentuk luaran purwarupa yang dihasilkan dari riset pada Program Penelitian Katalisator Kemitraan Berdikari, Direktorat Diseminasi dan Pemanfaatan Sain dan Teknologi, Direktorat Jendral Sains dan Teknologi, Kemendiktisaintek, didukung dengan pendanaan melalui Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP). Tim peneliti beranggotakan Erning Indrastuti, Tiara Kumala, Paskarada Juanti, Elsa Sari Yuliana; Ade Sutarli sebagai Asisten Peneliti; serta Kunarsih sebagai administrator. Penelitian ini berkolaborasi dengan mitra yang terkait langsung dengan pengembangan kratom, yaitu perusahaan eksportir kratom, kelompok tani (Poktan) di Jongkong, dan SMKN 2 Putussibau prodi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura, Kapuas Hulu. Bentuk kerjasama kemitraan antara pihak tim peneliti POLNEP, perusahaan eksportir, Poktan Jongkong dan SMKN 2 Putussibau tersebut, ditandatangani oleh Wakil Direktur IV Polnep Bapak Topan Prihantoro, S.T., M.T. yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Konsorsium Penyelenggara Perguruan Tinggi Program Pendidikan Vokasi (PTPPPV) Kalimantan Barat.
Tags: No Tags
14/05/2025
Proses pengeringan pada daun kratom merupakan salah satu aspek kunci yang sangat berperan untuk meng......
14/05/2025
Pontianak, Humas Polnep - Politeknik Negeri Pontianak (Polnep) menggelar Rapat Tinjauan Manajemen (R......
09/05/2025
Pontianak, Humas Polnep - Politeknik Negeri Pontianak (Polnep) dan PT Borneo Alumina Indonesia (PT B......